Ahlussunnah wal Jamaah Golongan Mayoritas dan Selamat








Ulama Ahlussunah Wal Jamaah. Dari kiri: Abi Zahrul Samalanga, Waled Husaini Seulimum, Tgk Hasbi Albayuni, KH M Idrus Ramli, Allah Yarham Abon Seulimum 





Al-Imam as-Suyuthi rahimahullaah menafsirkan kata As-sawadul
A’zham sebagai sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak, yang bersatu dalam
satu titian manhaj yang lurus. (Lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah: 1/283).



Menurut al-Hafidz al-Muhaddits Imam Suyuthi, As-Sawad
Al-A’zham merupakan mayoritas umat Islam.








Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqalani menukil perkataan Imam
Ath-Thabari mengenai makna kata “jamaah” dalam hadits Bukhari yang berbunyi,
“Hendaknya kalian bersama jamaah”, beliau berkata, “Jamaah adalah As-Sawad
Al-A’zham.” (Lihat Fathul Bari juz 13 hal. 37).





Ibnu Hajar al-Atsqalani pun memaknai “Jama’ah” sebagai
As-Sawad Al-A’zham (mayoritas umat Islam).





Namun beberapa orang bersikukuh untuk mengikuti golongan
minoritas yang mengaku berpegang teguh pada Manhaj Salafus Shaleh bahkan
mengaku pula mengikuti Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah





Bagaimana mungkin benar pengakuan mereka bahwa mereka
mengikuti Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah sedangkan mereka dengan bersikukuh
untuk mengikuti golongan minoritas, dengan sendirinya telah membantah Sunnah
Rasulullah agar mengikuti “kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham)”





Mereka secara tidak sadar telah berdusta bahwa mereka
i’ttiba li Rasulihi karena kenyataannya mereka taqlid kepada ulama atau ustadz
mereka untuk mengikuti golongan minoritas.





Kita harus mengikuti sunnah Rasulullah yakni untuk mengikuti
kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham). Kelompok mayoritas mengikuti salah
satu dari Imam Mazhab yang empat yang sudah jelas bekompetensi sebagai Imam
Mujtahid Mutlak dan bersanad ilmu sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam.





Kita sebaiknya jangan mengikuti pendapat ulama yang belum
berkompetensi sebagai imam mujtahid mutlak dan tidak bersanad ilmu. Jika kita
mengikuti ulama seperti itu berarti membentuk firqoh, sekte atau kelompok.







Biarkanlah mereka membentuk sekte atau kelompok dengan
sendirinya mereka tidak mengikuti sunnah Rasulullah yakni untuk mengikuti
kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham). Jika mereka membantah sunnah
Rasulullah maka klaim mereka sebagai Ahlussunnah wal Jamaah pun menjadi batal
dan pengakuan mereka ittiba’ li Rasulillah baru sebatas di lidah.



Mereka berdalih bahwa mereka adalah golongan Ghuroba' atau Ghuraba' (asing) yang dipuji dalam hadits, padahal golongan ghuraba' tersebut merupakan sekelompok orang dalam Ahlussunnah wal Jamaah yang intensif menjalankan prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jamaah dan lebih sungguh-sungguh mentaati perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya dari yang lain.



Bagaimana mungkin golongan mubtadi' malah dipuji Rasulullah saw. Kebenaran tetaplah pada golongan mayoritas meskipun orang-orang yang ketaatannya seperti digambarkan Rasulullah dalam haditsnya hanya sebagian dari golongan mayoritas tersebut.




Nabi Shallallahu 'alahi wasallam
bersabda:





قال صلى الله عليه وسلم "اتبعوا السواد الاعظم"
ولما اندرست المذاهب الحقة بانقراض ائمتها الا المذاهب الاربعة التي انتشرت اتباعها
كان اتباعها اتباعا للسواد الاعظم والخروج عنها خروجا عن السواد الاعظم. اھ





"Ikutilah mayoritas (umat
Islam).
"





Dan ketika madzhab-madzhab yang
benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat madzhab yang
pengikutnya tersebar luas, maka mengikuti madzhab empat tersebut berarti
mengikuti mayoritas, dan keluar dari madzhab empat tersebut berarti keluar dari
mayoritas. (Muhammad Bahith Al-Muthi’i, Sullam Al-Wushul Syarah Nuhayah Al-Sul,
Mesir, Bahrul Ulum,Jilid III, h. 921 dan jilid IV h. 580 dan 581)





حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن
مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول
سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم
اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم





"Sesungguhnya umatku tidak
akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila ahlian melihat terjadi
perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham)" (HR.
Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al-Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut
Al-Hafidz As-Suyuthi dalam Jamius Shaghir, ini adalah hadits Shahih)





Dengan demikian, maka golongan
Ahlussunnah Wal jamaah ialah satu-satunya golongan umat Rasul yang selamat dari
ancaman neraka. Hal ini lebih tegas lagi diungkapkan dalam hadits lain yang
berbunyi:





وَالَّذِىْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ, لَتَفْتَرِقُ
اُمَّتِى عَلىَ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. فَوَاحِدَةً فى الْجَنَّةُ وَثِنْتَانِ
وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ. قِيْلَ: مَنْ هُمْ يَارَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: اَهْلُ السُّنَّةِ
وَالْجَمَاعَةِ (رواه الطبرانى
(





(Rasulullah SAW) bersumpah: Demi
zat yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku bakal terpecah, menjadi 73
golongan. Maka yang satu golongan masuk syurga, sedangkan yang 72 golongan
masuk neraka. Sedang sahabat bertanya: Siapakah golongan yang masuk itu ya
Rasulullah? Jawabnya Yaitu golongan Ahlussunnah Waljamaah” (HR. al-Tabrani)





Teks Hadits secara langsung
menyebutkan kata “Ahlussunnah wal Jamaah” sebagai satu-satunya golongan yang
dinyatakan bakal masuk surga.





Maka beruntunglah semua yang masuk dalam ahlusunnah wal jamaah yang akan selamat sebagaimna yang dikatakan
Nabi saw.


No comments

Powered by Blogger.