Mengupas Dalil Ijmali Sifat Baqa (Kekal) Allah Ta'ala
Sifat yang ke tiga yang wajib bagi Allah ta’ala adalah Baqa’ (kekal), maknanya adalah tiada akhir bagi adanya Allah, maka makna adanya Allah ta’ala Dzat Kekal adalah bahwa sesungguhnya tiada akhir bagi adanya Allah.
Dalil atas sifat kekalnya Allah ta’ala adalah bahwa sesungguhnya jika Allah boleh disusul sifat tiada maka Allah adalah baru/makhluk (karena setiap makhluk pasti mengalami perubahan dan boleh ada dan boleh tiada), maka Allah membutuhkan kepada yang menciptakan (karena perubahan tidak terjadi dengan sendirinya), sehingga terjadilah daur (berputar) atau tasalsul (mata rantai tiada akhirnya) yang mustahil keduanya, dan telah dahulu definisi masing-masing dari keduanya pada pembahasan dalil sifat Qidam.
و توضيحه ان الشيء الذي يجوز عليه العدم ينتفي عنه القدم لأن كل من لحقه العدم يكون وجوده جائزا و كل جائز الوجود يكون حادثا و كل حادث يفتقر إلى محدث و هو تعالى ثبت له القدم بالدليل المتقدم و كل ما ثبت له القدم استحال عليه العدم فدليل البقاء له تعالى هو دليل القدم
Dan lebih jelasnya bahwa sesungguhnya sesuatu yang boleh tiada maka hilanglah darinya sifat qidam (dahulu), karena sesungguhnya sesuatu yang dapat disusul oleh sifat tiada adalah jaiz (boleh) adanya (tidak wajib), dan setiap yang jaiz adanya adalah perkara baru (makhluk), dan setiap yang baru membutuhkan kepada adanya pencipta, sedangkan Allah ta’ala telah tetap baginya sifat qidam (dahulu, lawannya baru) berdasarkan dalil yang telah lalu pembahasannya, dan setiap sesuatu yang telah tetap baginya sifat qidam maka mustahil mempunyai sifat tiada, maka dalilnya sifat baqa’ (kekal) bagi Allah ta’ala adalah dalilnya sifat Qidam (dahulu).
و حاصله ان تقول لو لم يجب له البقاء بأن كان يجوز عليه العدم لانتفى عنه القدم و القدم لا يصح انتفاؤه عنه تعالى للدليل المتقدم
Maka kesimpulannya, seandainya tidak wajib bagi Allah sifat Baqa’ (kekal) yaitu adanya Allah boleh tiada niscaya hilanglah dariNya sifat qidam (Karena dari ada menjadi tiada juga butuh kepada muhdits {pencipta, pengubah, pembaru}, jika butuh muhdits maka bukanlah qadim), sedangkan sifat Qidam tidak sah tiadanya dari Allah ta’ala karena dalil yang telah lalu.
و هذا هو الدليل الإجمالي للبقاء الذي يجب على كل شحص ان يعلمه و هكذا كل عقيدة يجب ان يعلمها و يعلم دليلها الإجمالي فإذا عرف بعض العقائد بدليله و لم يعرف الباقي بدليله لم يكف فى الإيمان على رأي من لم يكتف بالتقليد
Inilah dalil ijmal bagi sifat Baqa’ (kekal) yang wajib setiap orang mengetahuinya, begitu pula setiap ‘aqidah wajib setiap orang mengetahuinya dan wajib mengetahui dalilnya yang ijmal, maka jika ia telah mengenal sebagian ‘aqidah beserta dalilnya dan tidak mengetahui ‘aqidah lainnya beserta dalilnya maka tidaklah mencukupi dalam iman menurut pendapat ‘Ulama yang berpendapat tidak cukupnya taqlid.
Kifayatul 'awam.
Komentar