Nabi Bentuk Negara Bhineka dengan Hukum Kenegaraan








Tausiyah KH. Said Aqil Siradj
pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di gedung PBNU pusat semalam Sabtu 3
Desember 2016.





Maulid itu isim Zharaf, maknanya
lebih kepada memuliakan hari lahirnya Nabi.








Sedangkan Maulud itu isim Maf'ul,
makna nya lebih kepada memuliakan "Nabi yang masih Bayi". keduanya boleh dan sama-sama
baik.







"Tamaddun Madaniyyah"
merupakan asal mula konsep konstitusi kenegaraan yang di bentuk oleh Nabi SAW
sebagai peradaban".





Maka dinamakanlah
"Madinah" sebagai nama Negara yg sebelumnya bernama Yatsrib.





Itulah asal muasal nabi membentuk
Bhinneka dalam negara berdasarkan hukum Kenegaraan dan bukan darul islam.





karena didalamnya ada umat nasroni
dan 3 suku yahudi. yaitu: bani Qainuqa, bani nadhir, dan bani Quraizhah yg
ekspansi ke yatsrib dari sinai.





pasca Masa kenabian Musa AS,
mayoritas kaum yahudi berpencar ekspansi dari Sinai ke eropa. dan hanya 3 suku
itulah yang memilih ke yatsrib.





dan dalam piagam madinah nasrani
atau yahudi dijamin hak nya sebagai warga negara. piagam madinah adalah
interpretasi Pancasila Indonesia. jadi indonesia harus bangga memiliki
Pancasila.





Hanya di Indonesia Ulama nya
mampu menyeimbangkan antara nasionalisme dan keagamaan. yaitu Mbah Hasyim dan
NU.





Mari sama sama kita jaga NU ini,
jangan mau dipecah belah dan jangan sampai NU hanya menjadi sebuah dongeng bagi
anak cucu kita nanti.





UNIKNYA DAKWAH WALISONGO DI
NUSANTARA





"Al Baqa wal Baqi"
artinya Langgeng.





oleh walisongo dijadikan asal
muasal nama bakyak.





artinya alas kaki yg langgeng.





"syar'an" adalah asal
muasal nama Sarung. maksudnya "bersyari'at".





namun orang jawa sulit
mengucapkan Syar'an, maka menjadi "Sar-ngan" alias
"sarungan".





"khufyah" adalah asal
muasal nama Kopeah. Khufyah artinya "menutupi kesombongan". maka bila
mengenakan Kopeah, seyogyanya orang itu harus membuang sikap-sikap sombong.





Dahulu, Zaman Walisongo
berdakwah, ketika Nusantara masih beragama Hindu, hanya Kasta Brahmana sajalah
yang boleh membaca kitab sucinya. sedangkan mereka para kasta sudra, dilarang
membacanya.





selain itu juga, kasta sudra
dilarang mengucapkan Ingsun dihadapan Kasta Brahma dan Satria. karena kata
ingsun merupakan kata yang tidak sopan dimata kasta brahma dan satria.





tapi islam ala walisongo
mengangkat derajat mereka para kasta sudra dengan mengkhabarkan bahwa dalam
islam, umat itu justru harus diwajibkan membaca kitab suci AlQuran, baik tua
muda, kaya miskin, kapan saja bahkan harus diperbanyak semasa hidup.





dan dalam islam, mereka
dibolehkan memakai kata Ingsun. contohnya: Nawaitu, Ushalli (Niat Ingsun,
sholat ingsun).





yang dengan begitu, mereka
tergugah untuk masuk islam. karena islam di mata mereka merupakan islam yg
menyama ratakan pemeluknya tanpa melihat kasta melainkan Taqwa lah yang menjadi
penilaian Tuhan.





"Taqwa" adalah asal
mula penamaan Baju Koko. karena orang jawa sulit menyebut kata Taqwa. maka
bermula "Baju Taqo" lama kelamaan menjadi "Baju Koko". yang
walisongo meminjam istilah dari sebuah hadits nabi."





Dalam suatu hadits ada berbunyi:
"bahwa iman itu telanjang (al-iman `uryanun), pakaiannya adalah takwa (wa
libasuhu al-taqwa), dan hiasannya adalah rasa malu (wa zinatuhu al-haya’).





watak warga Jakarta seperti
wataknya Anshor. yaitu yg mengutamakan kepentingan Kaum pendatang dibanding
kepentingannya sendiri.





mohon maaf bila ada
kekurangan....


Wallahu A'lam Bish Shawab

(Yai Wahid Hakimnur)

No comments

Powered by Blogger.