Berjenggot Lebat, Cingkrang tapi Menggertak Rasulullah












Tak jarang kita melihat pada zaman ini, orang yang dari segi penampilan bagaikan seorang pegiat sunnah Rasulullah tulen, tak terkecuali kalangan Selebriti yang entah bagaimana sebelumnya, namun tiba-tiba secara mengejutkan tampil di mimbar dan berkhutbah bagai Ahli Ibadah yang sudah puluhan tahun menjalankan sunnah Rasulullah secara ketat.





Ironisnya ada di antara mereka yang justru membid'ahkan (bid'ah tercela) terhadap amalan yang sebenarnya bagian dari sunnah namun karena kondisi keilmuannya yang labil sebab sekedar ustadz dadakan, tak disangka malah menyalahkan amalan ulama yang sejak lama telah mendarahdaging dengan ilmu Agama.





Beberapa waktu yang lalu, jejaring social khususnya di indonesia dihebohkan dengan munculnya
fatwa dari salah satu Ustadz/ Ustadzah selebritis Indonesia yang disiarkan
melalui program TV bertajuk “Berita Islam Masa Kini” pada salah satu stasiun televisi
nasional.



Ustadz/ Ustadzah Artis fenomenal selaku pembawa acara program itu
menyatakan keharaman amaliah ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) mengirim atau
menghadiahkan bacaan Qur’an Surat Al-Fatihah untuk mayit.














Berikut adalah cuplikan transkrip percakapan dan rekaman
video fatwa Ustadz Artis TW dan Ustadzah Artis ZM yang menghebohkan:






Ustadzah Artis ZM: “… Pembahasan yang sangat penting dan
menarik buat saya, karena terus terang saya baru tahu sekarang kalau yang
namanya Al-Fatihah, saya sering banget membacakan surat Al-Fatihah untuk
orang-orang yang sudah meninggal biasanya habis shalat tapi ternyata Rasulullah
tidak menjalankannya“.






Ustadz Artis TW: “Nah itu dia… Poin yang paling penting
sebenarnya yang harus kita benarkan adalah ada dua syarat diterimanya amalan
oleh Allah Ta’ala. Yaitu yang pertama ikhlas, dan yang kedua sesuai dengan
anjuran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Nah ini dia ketika ada yang
menyampaikan sesuatu kita harus tanya dulu ada dalilnya atau nggak begitu ya.
Nah ini juga hak kita sebagai para jamaah misalnya berdiri di suatu majelis
dengan ustadz, ya ustadz kalau membaca Al-Fatihah setelah eh.. ada untuk
mengirim untuk orang yang telah meninggal ataupun setelah shalat baca Fatihah
dan kita ada punya hak untuk bertanya kepada ustadz, ustadz afwan kira-kira ada
dalilnya begitu? (Ustadzah ZM menyahut: Dalilnya apa?). Nah balik lagi supaya
kita menuntut ilmu, kan menuntut ilmu wajib ya, dan ini menjadikan kita sebagai
seorang muslim dan muslimah yang semakin berilmu dan bertaqwa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala”.






Ustadzah Artis ZM: “Jangan sampai ketika melakukan
sesuatu dengan niat yang baik tapi justru kita malah melakukan bid’ah“.




Wakil Katib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
Surabaya yang juga Mantan Ketua LBM NU Surabaya dan Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) Jawa Timur, Ustadz Muhammad Ma’ruf Khozin ikut angkat bicara untuk
menanggapi fatwa nyeleneh itu.






Beliau menyatakan keprihatinannya, Alumni Pondok Pesantren
Al Falah Kediri ini menyatakan entah sejak kapan ada orang berfatwa hadiah (shadaqah) pahala Al-Fatihah tidak sampai padahal di masa ulama Madzhab yang merupakan salah satu
qurun terbaik menurut Rasulullah dinyatakan bacaan Al-Fatihah sampai, kok kata
Ustadz/ Ustadzah Artis TV di zaman sekarang tidak sampai.





Sebenarnya masalah ini juga termasuk dalam pembahasan tentang Tahlilan ataupun Shamadiyyah. Beliau pun mengungkapkan salah satu qaul sampainya pahala
bacaan Quran Surat Al-Fatihah untuk mayit menurut pendapat madzhab Hanbali:





وقال أحمد بن محمد المروذي: [سمعت أحمد بن حنبل
رحمه الله يقول: إذا دخلتم المقابر فاقرءوا بفاتحة الكتاب والمعوذتين وقل هو الله
أحد واجعلوا ثواب ذلك لأهل المقابر فإنه يصل إليهم..] (مطالب اولي النهى من الحنابلة
(





Al-Marwadzi berkata bahwa ia mendengar Imam Ahmad bin Hanbal
berkata: “Jika kalian masuk ke maqbarah (area pemakaman atau kuburan), maka bacalah Al-Fatihah, Al-Falaq dan
An-Nas, serta al-Ikhlas. Jadikan pahalanya untuk ahli kubur, maka akan sampai
kepada mereka.” (Sumber: Mathalib Uli al-Nuha, Madzhab Hanbali).




Hadis membaca surat Alfatihah
untuk yang telah meninggal dunia





عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ
فَلاَ تَحْبِسُوْهُ وَأَسْرِعُوْا بِهِ إِلَى قَبْرِهِ وَلْيُقْرَأْ عِنْدَ رَأْسِهِ
بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَعِنْدَ رِجْلَيْهِ بِخَاتِمَةِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ فِي
قَبْرِهِ (رواه الطبراني في الكبير رقم 13613 والبيهقي في الشعب رقم 9294 وتاريخ يحي
بن معين 4 / 449
(





Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia
berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Jika di antara kalian ada yang
meninggal, maka janganlah diakhirkan, segeralah dimakamkan. Dan hendaklah di
dekat kepalanya dibacakan pembukaan al-Quran (Surat al-Fatihah) dan dekat
kakinya dengan penutup surat al-Baqarah di kuburnya” (HR al-Thabrani dalam
al-Kabir No 13613, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman No 9294, dan Tarikh Yahya
bin Main 4/449)





Al-Hafidz Ibnu Hajar memberi
penilaian pada hadis tersebut:





فَلاَ تَحْبِسُوْهُ وَأَسْرِعُوْا بِهِ إِلَى قَبْرِهِ
أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِي بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ (فتح الباري لابن حجر 3 / 184
(





HR. al-Thabrani dengan sanad yang
hasan” (Fath al-Bari III/184)




Lantas
mengapa kita perlu menghadiahkannya pahala baik berupa bacaan Alquran, zikir,
shalawat, doa maupun sedekah harta benda yang diniatkan sebagai hadiah pahala
kepadanya? Mari kita simak Hadits Rasulullah berikut ini!




Dalam satu hadist Rasulullah pernah menyatakan:





ما الميت في القبر إلا كالغريق المتعوث ينتظر دعوة
تلحقه من أب أو أم أو أخ أو صديق فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا و ما فيها





Tiada dari mayat dalam kubur kecuali bagaikan orang yang
tenggelam yang meminta tolong, ia menunggu doa dari ayah, ibu, saudara dan
kawannya. Maka apabila datang doa baginya hal tersebut lebih ia cintai daripada
dunia dan isinya. (H.R. Imam Baihaqi)




Pada kenyataannya, hal itu bukanlah fenomena baru, sejak zaman Rasulullah telah ada Pria
Berjenggot Lebat dengan Celana Cingkrang dan Tanda Bekas Sujud di Dahi yang
Menggertak Rasulullah.




Seorang pria
berjenggot lebat tiba-tiba menggertak Rasulullah SAW saat beliau
membagi-bagikan emas kepada sejumlah kalangan. Ia melakukannya karena merasa
tidak kebagian jatah dan mengganggap Rasulullah SAW tidak berbuat adil.


Pria
berjenggot lebat ini bernama Hurqush bin Zuhair yang lebih dikenal dengan
sebutan Dzul Khuwaishirah al-Tamimi. Ia meminta agar Rasulullah SAW bersikap
adil kepada seluruh sahabatnya dengan memberikan bagian secara merata, tidak
pilih kasih.


“Wahai
Muhammad, berbuatlah adil!,” gertak Dzul Khuwaishirah.


Gertakan
Dzul Khuwaishirah kepada Rasulullah SAW ini dipandang sangat tidak sopan dan
lancang sekali sehingga membuat para sahabat lainnya marah, seperti Umar bin
Khattab dan Khalid bin Walid. Mereka pun ingin membunuhnya, namun dicegah oleh
Rasulullah SAW demi menghindari api fitnah di kalangan umat Islam karena ia
(Dzul Khuwaishirah) memiliki pengikut yang tidak sedikit.


“Celakalah
kamu, siapalah lagi yang akan berbuat adil jika aku saja dipandang tidak adil?”
timpal Rasulullah SAW.



“Sesungguhnya akan muncul dari keturunan orang ini sekelompok
orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka
(bacaannya tidak diterima oleh Allah SWT). Mereka membunuh umat Islam dan
membiarkan para penyembah berhala (orang-orang kafir). Mereka keluar dari Islam
sebagaimana anak panah melesat dari busurnya,” pungkas Rasulullah SAW. 




[Muttafaqun ‘aIaihi, HR.
AI-Bukhari no. 3344, 3610, 4351, 4667,5058, 6163, 6931, 6933, 7432, 7562;
Muslim no. 1064, 1065]




Dzul Khuwashirah ini selain berjenggot lebat, ia memiliki
ciri-ciri fisik lainnya, seperti menonjol pipinya, cekung kedua matanya, nonong
dahinya, gundul kepalanya, cingkrang sarungnya (celananya), dan di antara kedua
matanya terdapat tanda bekas sujud. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang
sangat rajin beribadah shalat dan puasa.




Mungkin anda juga meminati:




Ciri Dzul Khuwashirah bisa kita lihat pada para kaum WAHABI,
merekalah para kaum fitnah di akhir zaman yang berpusat dari Najed saudi.





Disarikan dari elhooda.net dan beberapa sumber lainnya.


No comments

Powered by Blogger.