Merespon Tuduhan Syiah Kepada Petinggi NU







Itu adalah foto kunjungan Cucu
Pimpinan tertinggi Syiah Iran, Sayyed Yasser Khomeini, ke Kantor Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama langsung menemui Ketua Tanfidziyah PBNU saat itu KH. Hasyim
Muzadi, pada tanggal 6 Februari 2009.




Saya tidak melihat orang-orang yang
membenci NU dan juga orang-orang dibalik NU Garis lurus langsung menghukumi
bahwa KH. Hasyim Muzadi bekerja sama dengan Syiah dan atau langsung dicap
sebagai Syiah.





Apakah hanya dengan bermodal foto
seperti ini dengan mudah mengatakan bahwa KH. Hasyim Muzadi sebagai Syiah ?
JELAS TIDAK !





Lalu kenapa dalam Kepengurusan
PBNU periode ini begitu derasnya fitnahan dan tuduhan kepada para Pimpinan
Pengurus PBNU bahkan sampai kepada Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
sebagai Mustasyar (Penasihat) PBNU disebut sebagai Mufsid Thariqah (Perusak Thariqah).





Na'udzubillah min dzalik...





Saya melihat ada orang-orang yang
secara sistematis dan masif menghasut orang-orang NU mulai dari Ustadz, Kiai,
Habaib, dan Ulama lainnya untuk menabur benih-benih fitnah, cacian, dan hujatan
ditujukan kepada Para Pimpinan PBNU.





Dampak terbesar sangat terlihat
ketika pemilihan pengurus PBNU Agustus 2015 setahun yang lalu. Bahkan KH. Ahmad
Musthofa Bisri yang saat itu sebagai Pejabat Rais Aam dituduh Liberal dan
menghalalkan segala cara agar dirinya tetap menjadi Rais Aam.





Ini jelas FITNAH BESAR pada waktu
itu, karena telah terbukti pada saat itu ketika 9 Kiai Sepuh nan kharismatik
diantaranya KH. Maimun Zubair, KH. Dimyati Rais, Syaikh Ali Akbar Marbun, Tuan
Guru Haji Turmudzi Badruddin, KH. Nawawi Abdul Jalil, KH. Ma'ruf Amin, KH.
Makhtum Hannan, KH. Kholilurrohman, dan Almarhum KH. Mas Subadar, berdiskusi
kemudian menunjuk KH. Ahmad Musthofa Bisri untuk menjadi Rais Aam Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama periode 2015-2020.





Namun dengan tidak megurangi rasa
hormat kepada 9 Kiai Sepuh tersebut, dan untuk menghindari perpecahan yang
lebih besar, maka KH. Ahmad Musthofa Bisri meletakkan Jabatan Rais Aam bahkan
berani mencium kaki-kaki para Muktamirin asalkan tidak sampai terjadi perpecahan.





Oleh karena itu, bagi Warga
Nahdliyin siapapun itu, marilah kita SELEKTIF dalam memilih dan memilah berita.
Jika anda mendapati pemberitaan yang TENDENSIUS langsung memfitnah, menghasut,
mencaci, dan menghina salah seorang ulama Nahdliyin, WAJIB anda tinggalkan
bagaimanapun caranya.





Jikalau memang terjadi sebuah
"kesalahan" kepada seorang Ulama Nahdliyin, lakukanlah TABAYYUN
kepada beliau-beliau untuk mendapatkan informasi lebih lanjut agar tidak salah
paham. Jangan mudah terprovokasi oleh
berita-berita yang menyudutkan baik itu menyudutkan individu, kelompok, maupun
golongan.







Negeri ini dibangun atas
pengorbanan darah dan nyawa oleh para pejuang rakyat Indonesia termasuk Para
Kiai, Ulama, dan Santri. Jangan sampai runtuh akibat dorongan dan provokasi
perpecahan oleh sekelompok orang yang menghembuskan radikalisme pemikiran dan
radikalisme perbuatan.



Ada pihak-pihak seperti kelompok wahabi yang selama ini memusuhi NU begitu gencar menyerang Kyai Said Aqil dengan berbagai macam dakwah kebencian. Merekalah yang selama ini berada di balik media yang memprovokasi dan  menuduh beliau sebagai Antek Syiah, Liberal dan sebagainya. Mengapa? Di antaranya karena faktor paranoid yang begitu ekstrim,
sebab beliau besar di kandang (perguruan tinggi) wahabi, dan keilmuannya tentang wahabi 'lebih
wahabi' dari wahabi itu sendiri.




Terlebih lagi, beliau malah memilih menjadi Guru di bidang tasawuf, bahkan sekarang ini telah menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu yang selalu dinafikan dan dingkari oleh wahabi itu. Tak hanya wahabi saja, bahkan sekarang muncul NUGL (NU Garis Lurus) yang juga memiliki semangat yang sama dengan Wahabi dan ikut-ikutan dalam menyerang Kang Said dengan tuduhan Antek Syiah, padahal tuduhan semacam itu tidak pernah terdengar ketika KH Hasyim Muzadi dekat dengan pihak Syiah.




Islam tidak hanya mengajarkan masalah aqidah dan fiqh saja, namun juga bagaimana membangun peradaban. Iran yang dalam hal tertentu memiliki teknologi yang lebih maju seperti dalam bidang nuklir, tidak ada salahnya jika indonesia melalui NU membuat langkah-langkah kerja sama guna membangun peradaban yang lebih maju di Indonesia. Jika dengan non muslim saja ada kerja sama mengapa dengan mereka yang menyembah Tuhan yang sama harus dipertentangkan?



Lantas mengapa selalu NU yang jadi target sasaran?? Karena NU lah benteng sekaligus Aktor yang paling kuat melakukan perlawanan terhadap penyebaran Ideologi Radikalisme saat ini, baik di Indonesia maupun Global.



Misi sesungguhnya dibalik tuduhan Syiah adalah mengakfirkan NU sebagaimana mereka telah lebih dahulu mengkafirkan Syiah. Setelah berhasil dikafirkan maka dihalalkanlah pertumpahan darah atas NU dengan diperangi seperti tragedi berdarah yang tak ada habisnya di Timur Tengah. Target selanjutnya adalah penjarahan kekayaan Alamnya untuk memperkuat ekonomi mereka.



Wahabi yang menjadi Proxy War Yahudi secara Geopolitik, setiap gerakan-gerakan mereka sebenarnya adalah perpanjangtanganan Yahudi untuk menguasai Perekonomian dunia dan membuat Tatanan dunia yang baru sesuai keinginan mereka. Yang saat ini menjadi pesaing Yahudi dengan Blok baratnya adalah Blok Timur yang dihuni Rusia, Cina, Korut, Iran. Menghadapi Iran, mereka akan mengangkat isu Syiah, sedangkan kepada Cina, Korut, dan Rusia akan digemborkan Isu Komunis.



Baca juga:


RI Dijajah AS, Tapi Kok Takut Komunis dan Syiah?




Dan tugas kita adalah melindungi dan membangun Negeri ini
dalam bingkai Islam Rahmatan Lil 'Alamiin.




(Gus Imron Rosyadi, dkk)



No comments

Powered by Blogger.