Dalil dan Kesalahpahaman Tentang Ilmu Tasawuf
Berikut ini adalah muqaddimah Ilmu tasawwuf yang disampaikan
oleh Habib Ali Zainal Abidin Al-hamid (Habib Munzir-nya Malaysia).
Ilmu Tasawwuf kurang mendapat perhatian pada zaman sekarang
ini karena adanya kesalahfahaman terlebih ketika mendengar kata “Tasawwuf” itu
sendiri di mana keadaan masa menyeruaknya ilmu ini dulu kurang lebih sama
dengan keadaan zaman sekarang ini.
Kesalahpahaman itu terjadi karena kurangnya informasi
mengenai sumber pengambilan dasar-dasar ilmu Tasawwuf ini. Padahal jika
dipahami, seseorang akan menyadari bahwa ilmu Tasawwuf sangatlah penting dan tidak
terlepas dari ilmu-ilmu syariat yang lain seperti Ilmu Fiqh, Tafsir, Hadits dan
lainnya.
Karena Tasawwuf merupakan nama lain dari salah satu rukun
hal ihwal Agama yang tiga yang tersebut dalam hadits Rasulullah saw yakni;
Iman, Islam dan Ihsan. Bila masalah keimanan dipelajari dan Ilmu Tauhid dan
Amaliyah Islam dipelajari dalam Ilmu Fiqh, maka perihal Ihsan dipelajari dalam
ilmu Tasawwuf. Jadi, kesalahpahaman itu terjadi di antaranya karena terkecoh
oleh istilah dan penamaannya.
Lantas, “apakah Ihsan itu?”, Tanya Jibril.
“Engkau menyembah Allah swt seakan-akan engkau melihat-Nya,”
Jawab Nabi Muhammad saw. Penggalan jawaban Rasulullah itu menjelaskan Ihsan-nya
mereka yang telah mencapai maqam musyahadah. Yaitu mereka yang
menyaksikan Allah di mana-mana, tapi bukan berarti Allah bertempat di mana-mana
karena Allah swt tidak bertempat. Begitu pula Rasulullah yang melihat dan
berjumpa Allah di Sidratul Muntaha bukan berarti Allah di Sidratul Muntaha.
Jadi, makna Musyahadah di sini adalah menyaksikan Allah pada Ciptaan-Nya.
Rasulullah pun melanjutkan, “Jika engkau tidak melihat-Nya
maka (yakinilah bahwa) sesungguhnya Allah melihat engkau.” Dan ini merupakan
makna Ihsan-nya seseorang yang berada pada maqam muraqabah. Seseorang
meyakini bahwa ia senantiasa dalam pemantauan Allah swt sebagaimana terpantaunya kita oleh CCTV.
Dari situlah pengambilan dasar ilmu Tasawwuf. Sehingga
jelaslah dalil, asal-usul dari mana Ilmu Tasawwuf itu berasal dan konsepnya
secara ijamali (global).
Pertanyaannya sekarang, bagaimanakah Konsep ilmu Tasawwuf
secara tafshili (rinci) dan hikmah kepentingannya?
Syaikhul Islam, Abu Zakariya Al-Anshari menjelaskan bahwa
Ilmu Tasawwuf merupakan ilmu yang berkenaan dengan keadaan pensucian jiwa dari
sifat sombong, riya’, ujub, sum’ah, hasad, dengki dll; pembersihan akhlak dari pelit,
berkata-kata yang menyakitkan, bermuka masam, kasar diganti dengan lemah lembut,
akhlak yang buruk diganti dengan akhlak yang baik; serta memakmurkan dhahir
tubuh dengan mempergunakannya untuk hal-hal yang baik dan menghidupkan bathin
dengan tafakkur yakni mengingat kepada Allah, NikmatNya, KeagunganNya, dosa
yang pernah dilakukan dan sebagainya. Hal ini semua ditujukan tidak lain untuk
menggapai kebahagiaan yang kekal dan abadi.
Mengapa dinamakan dengan Tasawwuf, darimana kata tasawwuf
itu dipetik?
Untuk menjawabnya mari kita simak penjelasan Habib Ali
Zainal Abidin Al-Hamid dalam Video berikut ini:
Ringkasnya, Ilmu Tasawwuf ini disusun dengan konsep yang rinci pada abad 2 Hijriyah, tepatnya pada tahun 150-an Hijriyah karena banyaknya orang-orang Islam yang mulai cenderung kepada hal-hal duniawi ketimbang ukhrawi.
Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam.
Komentar