Bagaimana Status Keimanan Abu Thalib, Paman Nabi?







Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika paman beliau Abu Thalib yang disaat sakaratul mautnya diperintah oleh Sang Nabi saw untuk mengucap syahadatain dan Abu Thalib menolak. Karena apa? karena takut kalau ia mengucapkan, nanti orang-orang kafir Quraisy makin menyiksa Nabi Saw. 




Jiwanya beriman tapi tidak mau mengucapkannya, maka Abu Thalib wafat, para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah berarti perjuangan Abu Thalib sia sia? bukankah ia yang membelamu disaat semua orang mencaci dan menghinamu? apakah berguna perjuangan beliau yang demikian hebatnya berakhir dengan kematian yang tidak berarti dengan menolak mengucapkan syahadat”. 




Rasul saw merah padam wajahnya berkata “berguna..!" perjuangan Abu Tholib tidak sia sia, kalau bukan aku yang memperjuangkan, maka Abu Thalib sudah ada di jurang neraka yang terdalam”. (Shahih Bukhari).




Diriwayatkan juga pada Shahih Bukhari, Abu Thalib ada di pantainya neraka. Kenapa bisa ada di pantai neraka? karena di syafa’ati oleh Nabi Muhammad Saw dari dasar neraka. Kenapa bisa di dasar neraka?





Bukan mati dalam kekufuran, sebagaimana tuduhan sebagian kecil musimin yang mengatakan Abu Thalib mati kafir karena menolak syahadat.




Tentunya kalau ia mati dalam kekufuran, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Rasul saw mensyafa’atinya berarti ia wafat dalam iman walaupun tidak mengucapkannya. 




Kalau tidak, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Dan disini kenapa ia masuk ke jurang neraka, karena menolak perintah Rasul saw mengucap syahadat. Karena disini bukan lagi antara paman dan keponakan, Abu Thalib pamannya Nabi saw. Ini bukan paman dan keponakan tapi ini antara hamba dengan utusan Allah. 





Kalau seseorang diperintah oleh Rasul saw dg perintah langsung, yaitu langsung diucapkan dan ia mendengar perintah dihadapannya, lalu tidak ia perbuat, maka ia mati di dalam kekufuran (dosa besar namun belum tentu kafir dalam istilah tauhid atau aqidah, kufur di situ bermakna mengingkari perintah. Karena secara bahasa, arti kufur adalah ingkar). 




Nah ini Abu Thalib diperintah oleh Rasul saw mengucapkan syahadat tidak mau, bukan karena menentang Nabi saw tapi karena takut nanti Rasul saw makin disiksa oleh orang-orang semacam Abu Lahab dan lainnya. berkata Abu Thalib: "Aku tidak mau mengucapkannya" demi menjaga Sang Nabi saw, tapi ketidaktaatannya kepada perintah Nabi saw terkena dosa besar. Inilah politik kamuflase Abu Thalib untuk melindungi Sang Nabi.



Maka Rasul saw mensyafa’ati Abu Thalib.




Hebat sekali ucapan Sang Nabi saw “kalau bukan karena aku yg mensyafa’atinya…”. Demikian perjuangan Sang Nabi saw membela orang orang yang memperjuangkan dan mendukung beliau (Nabi saw) sehingga di limpah ruahkanlah kemuliaan pengampunan kepada umatnya (Nabi saw).




Allahumma Shalli `Alaihi waalihi wasahbihi wasallim.

No comments

Powered by Blogger.