Pengertian Istilah-istilah Dalam Ilmu Gramatika Arab (Nahwu)

Habib Ali Aljufri dan Syeikh Dawud

Ilmu Nahwu pertama kali muncul pada masa
Khalifah Ali bin Thalib. Berawal dari kisah dialog antara Abul Aswad Ad-Duali
dari Bani Kinaanah dengan Sang Anak. Pada saat itu anaknya mengungkapkan suatu
kalimat dengan harakat yang keliru karena telah bercampur dengan bahasa lain.
Sehingga terjadilah kesalahpahaman antara keduanya.

Kemudian Abul Aswad melaporkan peristiwa tersebut kepada Khalifah Ali karena
dikhawatirkan tatanan Bahasa Arab menjadi rusak sebab percampuran dengan
berbagai bahasa lain. Oleh karena itu, Khalifah Ali memerintahkan Abul Aswad
untuk menyusun kaidah Bahasa Arab sebagai tindakan pencegahan dan
melestarikannya. Kita pun wajib mempelajarinya karena Rasulullah pernah
memerintahkan untuk mempelajari dan mengajari ilmu 'arabiyah. Sebagaimana di
ketahui, Ilmu Nahwu adalah salah satu ilmu 'arabiyah yang tersebut dalam
Perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

Berikut kami lanjutkan pembahasan pengertian istilah-istilah dalam ilmu
nahwu untuk memudahkan mubtadi dalam menyelami ilmu yang mulia ini.

Arti
‘Amil Nawasikh, ialah:

هِيَ 
اَلْعَوَامِلُ اَلَّتِيْ تَدْخُلُ عَلَي اْلمُبْتَدَاءِ وَاْلخَبَرِ

‘Amil
yang masuk kepada mubtada khabar atau ‘amil yang mengubah kedudukan mubtada dan
khabar.

Arti Isim Isyarah,
ialah:

مَاوُضِعَ
لِمُشَارٍ اِلَيْهِ

Isim
yang digunakan untuk menunjukan sesuatu tertentu.

Arti
Isim Maushul, ialah: 

مَا
اِفْتَقَرَ اِلَى صِلَةٍ وَعَائِدٍ

Isim yang
membutuhkan shilah (penghubung) dan ‘aaid (yakni dhamir yang merujuk
atau kembali kepadanya).

Arti Isim Nakirah,
ialah:

كُلُّ اسْمٍ شَائِعٍ فِيْ جِنْسِهِ لاَ يَخْتَصُّ بِهِ
وَاحِدٌ دُوْنَ آخَرَ

Setiap isim yanag
jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu perkara yang lain.

Isim Ma’rifat, ialah:

مَا دَلَّ عَلَي مُعَيَّنٍ

Lafazh yang
menunjukan kepada sesuatu yang tertentu.

Arti Na’at, ialah:

اَلنَّعْتُ تَابِعٌ لِلْمَنْعُوْتِ فِيْ رَفْعِهِ
وَنَصْبِهِ وَخَفْضِهِ وَتَعْرِيْفِهِ وَتَنْكِيْرِهِ

Lafazh yang mengikuti kepada makna lafazh
yang di-ikutinya, baik dalam hal rafa’, nashab, khafadh, ma’rifat maupun
nakirahnya.

Arti ‘Athaf, ialah:

اَلتَّابِعُ اَلْمُتَوَسِّطُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
مَتْبُوْعِهِ اَحَدُ حُرُوْفِ اْلَعطْفِ

Tabi’ (lafazh yang
mengikuti) yang antara ia dan matbu’-nya ditengah-tengahi salah satu huruf
‘athaf.

Arti Taukid,
ialah:

اَلتَّابِعُ اَلرَّافِعُ لِلْاِحْتِمَالِ

Tabi’ (lafazh yang
mengikuti) yang berfungsi untuk melenyapkan anggapan lain yang berkaitan dengan
lafazh yang di-taukid-kan.

Arti Badal, ialah:

اَلتَّابِعُ اَلْمَقْصُوْدُ بِالْحُكْمِ بِلاَ وَاسِطَةٍ
بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ

Tabi’ yang
dimaksud dengan hukum (ketentuan) tanpa memakai perantara antara ia dan
matbu’nya.

Arti Maf’ul Bih, ialah:

اَلْاِسْمُ اَلْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ يَقَعُ عَلَيْهِ
اْلفِعْلُ

Isim manshub yang
menjadi sasaran perbuatan pelaku (objek).

Arti Zharaf Zaman, ialah:

اِسْمُ الزَّمَانِ اَلَّذِيْ يَقَعُ فِيْهِ اْلحَدَثُ
اَلْمَنْصُوْبُ بِتَقْدِيْرِ فِيْ

Isim zaman (waktu)
yang didalamnya terjadi suatu kejadian, yang di-nashabkan dengan
memperkirakan makna fii (pada atau dalam).

Arti Zharah Makan, ialah:

اِسْمُ اْلمَكَانِ اَلَّذِيْ يَقَعُ فِيْهِ اْلحَدَثُ
اَلْمَنْصُوْبُ بِتَقْدِيْرِ فِيْ

Isim makaan
(tempat) yang didalamnya terjadi suatu kejadian, yang di-nashabkan dengan
memperkirakan makna fii (pada atau dalam).

Arti
Maf’ul Muthlaq, ialah:

اَلْمَصْدَرُ
اَلْفُضْلَةُ اَلْمُؤَكِّدُ لِعَامِلِهِ اَوِ اْلمُبَيِّنُ لِنَوْعِهِ وَعَدَدِهِ

Isim yang dibaca
nashab yang berfungsi sebagai penguat suatu perbuatan, menjelaskan macam
amilnya dan menjelaskan bilangannya.

Arti
Mashdar, ialah:

اَلْاِسْمُ
اَلْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ يَجِئُ ثَالِثاً فِيْ تَصْرِيْفِ اْلفِعْلِ

Isim yang dibaca
nashab yang dalam tashrifan fi’il jatuh pada urutan ketiga.

Arti Maf’ul Min
Ajlih, ialah:

اَلْاِسْمُ
اَلْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوْعِ اْلفِعْلِ

Isim
yang dibaca nashab yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi penyebab terjadinya
perbuatan (fi’il).

Arti Maf’ul Ma’ah,
ialah:

اَلْاِسْمُ
اَلْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ يُذْكَرُ لِبَيَانِ مَنْ فُعِلَ مَعَهُ اْلفِعْلُ

Isim yang dibaca
nashab yang dinyatakan untuk  menjelaskan dzat yang menyertai perbuatan
pelakunya.

Arti Haal, ialah:

اَلْاِسْمُ
اَلْمَنْصُوْبُ اَلْمُفَسِّرُ لمِاَ إِنْبَهَمَ مِنَ اْلهَيْئَاتِ

Isim yang dibaca
nashab yang memberikan keterangan keadaan yang samar (keterangan keadaan).

Arti Tamyiz,
ialah:

اَلْاِسْمُ
اَلْمَنْصُوْبُ اَلْمُفَسِّرُ لمِاَ إِنْبَهَمَ مِنَ الذَّوَاتِ

Isim yang dibaca
nashab yang berfungsi menjelaskan dzat yang samar.

Arti Istitsna,
ialah:

اَلْاِخْرَاجُ
بِإِلاَّ اَوْ اِحْدَي اَخَوَاتِهَا

Mengecualikan
sesuatu dengan memakai illa atau salah satu saudaranya.

Bersambung. Insya Allah..