Terbelahnya Bulan, Kajian Hadits dan Sains Modern








Nabi saw bersabda: Terbelahnya bulan adalah Mukjizat Rasulullah.





Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits dalam Shahihnya (Kitab al-Maghaziy) dengan redaksi sebagai berikut.



Kami mendapat hadits dari Abdullah bin Abdul Wahhab, tuturnya: Kami mendapat hadits dari Bisyr bin Mufadhdhal, tuturnya: Sa’id bin Abu Arubah dari Qatadah, dari Anas bin Malik ra, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah saw agar memperlihatkan suatu tanda (kenabian) kepada mereka, maka beliau pun memperlihatkan kepada mereka bulan yang terbelah dua sehingga mereka lihat Gua Hira di sela-sela keduanya.





Beliau juga meriwayatkan hal senada melalui beberapa jalur lainnya. Bukan hanya Imam al-Bukhari saja yang meriwayatkan hadits demikian melainkan beberapa imam hadits lain seperti Imam Muslim, at-Turmudzi dan Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan hadits tentang terbelahnya bulan tersebut.





Peristiwa terbelahnya bulan ini banyak dilansir dalam berbagai kitab hadits dan sirah dari penuturan sejumlah sahabat, di antaranya adalah Abdullah bin Umar ra dan Abdullah bin Abbas ra.





Sejarah India dan Cina kuno pun telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini.





Dalam salah satu ceramah salah seorang Ilmuan Islam di Fakultas Kedokteran Universitas Cardiff di Wales, Inggris Barat, seorang hadirin yang beragama Islam mengajukan sebuah pertanyaan tentang ayat-ayat di awal surah al-Qamar. Dia bertanya apakah kejadian ini merupakan salah satu dari sekian banyak mukjizat yang berhubungan dengan sains dalam al-Quran? Beliau menjawab bahwa peristiwa ini merupakan representasi dari salah satu kemukjizatan indrawi yang muncul sebagai penguat bagi Rasulullah saw untuk menjinakkan hati manusia, untuk i’jaz (melemahkan) argumen kaum kafir dan musyrik yang mengingkari kenabian Rasulullah saw.



Kata mu’jizat itu sendiri dalam bahasa arab merupakan jamak muannas salim dari kata mu’jiz yakni isim fa’il dari kata i’jaz yang secara bahasa berarti melemahkan atau dengan kata lain berarti penjinak yang dalam konteks ini berarti penjinak hati atau yang memperlemah argumen manusia secara umumnya agar tunduk kepada kebenaran Islam.





Usai memberikan jawaban tersebut, salah seorang pria berkebangsaan Inggris yang menjadi peserta stadium general itu berdiri dan meminta izin untuk memberikan tambahan atas apa yang telah disampaikan. Peserta tersebut bernama David M. Pidcock, Muslim, dan tengah memimpin sebuah organisasi Islam di Inggris.




Ia mengungkapkan bahwa ayat di awal Surah al-Qamar inilah yang menjadi penyebab keislamannya pada akhir dekade tujuh puluhan pada abad ke-20. Ceritanya, ia sedang melakukan kajian secara intensif tentang agama-agama di dunia termasuk Islam. Salah satu koleganya beragama islam pernah memberinya terjemahan al-Quran. Saat membuka terjemahan al-Quran tersebut ia terkejut karena yang pertama kali ia buka adalah awal surah al-Qamar yang menyebutkan bahwa bulan pernah terpecah menjadi dua dan kemudian menempel lagi seperti sedia kala. Karena pada awalnya tidak mempercayai akan hal itu kemudian ia langsung menutupnya begitu saja.





Allah ternyata menghendakinya menonton acara di BBC tentang perjalanan ke Luar Angkasa. Dalam acara yang disiarkan pada tahun 1978 itu seorang penyiar menghadirkan tiga ilmuan antariksa Amerika. Dalam wawancara tersebut sang penyiar mengkritik besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan luar angkasa yang mencapai ratusan milliar dolar. Padahal di dunia sendiri kala itu ada jutaan orang menjerit karena kemiskinan, lapar, sakit, kebodohan dan keterbelakangan. Namun para ilmuan menjawab bahwa dengan berkat perjalanan tersebut sejumlah teknologi-teknologi penting yang digunakan untuk diagnosis dan pengobatan medis, industri, pertanian dan lainnya dapat dikembangkan dengan sempurna.





Namun jawaban tersebut tidak membuat sang penyiar itu puas, lagi-lagi ia mengkritik perjalanan yang memakan biaya ratusan milliar dolar tersebut, karena menurutnya penemuan tersebut tidaklah cukup untuk mengimbangi biaya yang telah dikeluarkan itu, menurutnya perjalanan ke ruang angkasa tersebut tetaplah pemborosan.





Namun para ilmuan antariksa itu menjawab dengan mengatakan bahwa perjalanan itu telah membuktikan sebuah fakta yang seandainya mereka keluarkan dana berkali-kali lipat dari dana di atas untuk 'menyogok' atau membuat manusia yakin untuk menerima fakta tersebut, tetap saja tidak cukup dan tidak akan ada seorang pun yang akan mempercayainya.





Perhatikan, jika kita simak pernyataan yang disampaikan para ilmuan tersebut maka kita akan teringat kepada makna salah satu ayat al-Quran yang sering dibaca sebagai wirid harian setelah shalat karena memiliki hikmah atau fadhilah yang luar biasa, yakni ayat ke-63 dari sural al-Anfal. Walaupun sebenarnya asbabun nuzul ayat ini mengisahkan tentang penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj yang selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah dan kemudian mereka masuk Islam, sehingga permusuhan itu pun hilang. 





Namun turut kami sebutkan pula di sini karena ada relevansinya. Bahwasanya Allah Maha Kuasa meluluhkan dan menjinakkan hati hambanya yang keras melalui cara yang mengagumkan yang seandainya kita gunakan seluruh kekayaan di bumi ini untuk menjinakkannya maka itu tidaklah cukup dan kita tidak akan mampu menjinakkanya termasuk agar mereka percaya dengan kenabian Nabi Muhammad saw. Akan tetapi Allah Maha Kuasa akan demikian.




وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ







Dan Allah yang mempersatukan (menjinakkan) hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan (menjinakkan) hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan (menjinakkan) hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Anfal: 63).





Sedangkan bagi para ilmuan, yang membuat mereka percaya tentang fakta itu pada hakikatnya tidak terlepas dari qudrah dan iradah Allah swt pula, jadi bukan semata perjalananan yang menelan biaya ratusan milliar dolar tersebut, karena memungkinkan bagi Allah untuk tidak menunjukkan tanda-tanda tersebut kepada mereka meskipun perjalanan itu memang terjadi.





Lanjutan Kisah, Si penyiar sontak bertanya, “Fakta apa itu?” Para ilmuan itu menjawab, fakta tersebut adalah bahwasanya bulan dahulu pernah terbelah, kemudian melekat lagi, dan bekas-bekas yang dapat membuktikan cerita ini ada di permukaan bulan dan membentang hingga ke kedalamannya.





Mr. David Pidcock menuturkan, “Begitu mendengar hal itu, saya langsung melompat dari kursi yang saya duduki di depan televisi dan terbesit dalam hati saya: “Sebuah Mukjizat telah terjadi pada Muhammad 1400 tahun yang lalu, dan al-Quran telah menyebutkannya dengan perincian yang begitu mengagumkan. Tuhan pun lantas menunjukkan buktinya secara nyata kepada umat manusia di era sains dan teknologi sekarang ini melalui proyek perjalanan ke ruang angkasa yang menelan biaya yang tidak sedikit itu. Ini pasti agama yang benar!” Saya bergegas mengambil kembali terjemah al-Quran yang sempat saya sisihkan lalu membacanya dengan penuh antusiasme. Ayat-ayat pembuka surah al-Qamar benar-benar menjadi penyebab langsung ketundukkan hati saya untuk memeluk agama Islam sebagai agama saya.





Itulah salah satu mukjizat yang ada dalam al-Quran dan telah meluluhkan kebekuan hati manusia yang mau merenung dan tafakkur. Hendaknya kita sebagai umat islam dapat mempelajari al-Quran lebih intensif lagi. Sebab tidak cukup dengan hanya membaca terjemahan saja karena dalam al-Quran ada ayat-ayat yang memiliki makna musykil (sulit dipahami) dan mutasyabihat. Untuk mematangkan keislaman melalui al-Quran maka hendaknya kita juga mempelajari tafsirnya kepada ulama yang shaleh secara langsung, agar dapat memahami maknanya lebih luas dan agar tidak salah memahami nash musykil dan mutasyabihat tersebut karena terlalu fatal akibatnya.





Wallahu a’lam.

No comments

Powered by Blogger.