Mengenal I’rab Dan Bina Dalam Bingkai Ilmu Nahwu









Alhamdulillah kembali berkesempatan memperbaharui artikel mengenai ilmu 'arabiyah yang berfungsi sebagai ilmu penunjang bagi ilmu-ilmu yang sangat penting khususnya ilmu pengetahuan agama. Semoga bisa membantu para mubtadi dalam menguasai ilmu gramatika arab ini.



Pengertian
I’rab (Mu’rab)






I’rab adalah perubahan
akhir kalimah karena perbedaan amil yanag memasukinya, baik secara lafadz
ataupun secara perkiraan.





Contoh perubahan secara
lafadz:





جَاءَ زَيْدٌ، رَأَيْتُ زَيْدًا، مَرَرْتُ
بِزَيْدٍ.  يَضْرِبُ، اَنْ يَضْرِبَ، لَمْ يَضْرِبْ.




Contoh perubahan secara
perkiraan:





جَاءَ اْلفَتَى، رَأَيْتُ اْلفَتَى، مَرَرْتُ
بِاْلفَتَى. يَخْشَى، لَنْ يَخْشَى، لَمْ يَخْشَ.





Pembagian  I’rab




I’rab terbagi menjadi
empat yaitu I’rab rafa, nashab, khafadh (Jar) dan I’rab jazam.





I’rab
Kalimah Isim





فَلِلْأَسْمَاءِ مِنْ ذَلِكَ اَلرَّفْعُ
وَالنَّصْبُ وُاْلخَفْضُ وَلَاجَزْمَ فِيْهَا




Di antara empat macam I’rab  itu yang boleh masuk kalimah isim hanyalah
I’rab rafa’, nasab dan khafadz (Jar). Sedangkan I’rab jazm  tidak. 




Karena isim itu selamanya tidak
menerima I’rab jazm, yakni tidak bisa dimasuki oleh amil yang menjazamkan.





I’rab
Kalimah Fi’il





وَلِلْأَفْعَالِ مِنْ ذَلِكَ اَلرَّفْعُ
وَالنَّصْبُ وَاْلجَزْمُ وَلَا خَفْضَ فِيْهَا.








Di antara empat
macam I’rab  itu yang boleh masuk kalimah
fi’il  hanyalah I’rab rafa’, nasab
dan  I’rab jazm . Sedangkan I’rab khafadh
tidak. Karena fi’il  itu selamanya tidak
menerima I’rab khafadh (Jar).





Pengertian Bina (Mabni)





Bina adalah
kata yang huruf akhirnya senantiasa tetap (tidak berubah), baik harakat maupun
sukunnya. Bina ada empat macam yaitu dhammah, fathah, kasrah, dan sukun.







Contoh bina dhammah
seperti lafadz (
ضَرَبُوْا
،
حَيْثُ ), bina fathah
seperti lafadz
(قَامَ
،
اَيْنَ ), bina kasrah
seperti lafadz
( نَزَالِ
  اَمْسِ، ), dan bina
sukun seperti lafad (

اِضْرِبْ ، كَمْ  ).





Macam-macam
Isim Mabni





Pada dasarnya isim itu
hukum asalnya  mu’rab. 




Adapun isim yang
mabni yakni  isim yang tidak mengalami
perubahan pada bagian akhirnya sekalipun karena amil yang memasukinya antara
lain: 




Isim dhamir (اَنَا، هُوَ), isim syarat ( مَنْ، مَتَى ), isim
istifham (
هَلْ ، كَيْفَ), isim isyarah
(
هَذَا، هَذِهِ ), isim fi’il صَهْ، حَيَّهَلْ ), dan isim
maushul (
اَلَّذِيْ، اَلَّتِىْ).





Macam-macam
Fi’il Mabni





Pada dasarnya fi’il itu
hukum asalnya mabni  seperti  fi’il madhi dimabnikan atas harakat fathah (
قَامَ نَصَرَ ), Yang kedua yaitu fi’il amar
dimabnikan atas harakat sukun (
اِضْرِبْ، اِضْرِبْنَ  ).  



Adapun fi’il mudhari’
hukumnya mu’rab, kecuali apabila bertemu
langsung dengan nun jamak muannats seperti
) وَاْلوَالِدَاتُ
يُرْضِعْنَ
) dan nun taukid seperti  (يَضْرِبَنَّ) maka hukumnya
menjadi mabni.





Adapun kalimah huruf semua
hukumnya dimabnikan seperti (
مِنْ، اِلَي ،كَيْفَ).


Semoga Bermanfaat.




Tumbuh
kembang dan meningkatnya ilmu meski melalui proses ta’allum, belajar terus
menerus secara serius, sementara berkah atau nilai kegunaan dan kemanfaatan ilmu
meski melalui upaya taqarrub.




(Al-Maghfurlah K.H. Asyhari Marzuqi; Pengasuh
Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta).





No comments

Powered by Blogger.