Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunnah Isyraq (Thulu')







Shalat Isyraq atau Syuruq atau Thulu’. Dinamakan demikian Karena Pelaksanaannya Berkaitan dg Waktu Matahari Terbit (Mulai Memancarkan Sinarnya). Hukum Shalat Isyraq / Syuruq adalah Sunnah.






Keutamaan Shalat Isyraq:


Orang yang Melaksanakannya diberi Pahala oleh ALLAH Seperti Pahala Haji dan Umroh dengan Sempurna.





Adapun Dalil yang menunjukkan KEUTAMAAN ini Adalah hadits-hadits Berikut ini:




Hadits Pertama:





عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ 





Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan Shalat Shubuh Berjamaah, lalu dia duduk Berdzikir sampai matahari Terbit, Kemudian Mengerjakan Shalat 2 Rakaat, maka ia akan Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “sempurna, Sempurna, Sempurna (Pahalanya).”


(HR. At-Tirmidzi II/481 no.586)





Hadits Kedua:





عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ.





Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang Mengerjakan Shalat Shubuh di Masjid secara Berjamaah, lalu dia tetap berada di dalam Masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu, pent) Dhuha, Maka (Pahala) Amalannya itu seperti Pahala Orang yang Menunaikan ibadah Haji atau Umroh secara Sempurna.” (HR. Thabrani VIII/154 no.7663)





Hadits-hadits tersebut dapat diyakini kebenarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dijadikan hujjah atau landasan hukum dalam melakukan amal ibadah.





Kapan Waktu Pelaksanaan SHALAT SUNNAH Isyraq ? Apakah HAL itu Tidak Bertentangan dengan Hadits yang Melarang Kita Melakukan Shalat pada Saat Matahari Terbit..??





Jawab: Waktu Shalat Isyraq / Syuruq / Thulu’ ialah pada Awal Waktu Shalat Dhuha atau Shalat Hari Raya idul Adha, yaitu Setelah Matahari Terbit dan Menaik Setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan Hitungan Menit Maka sekitar 15 s/d 20 Menit Setelah Matahari Terbit.





Dengan demikian Waktu Pelaksanaan SHALAT SUNNAH Isyraq / Syuruq Tidak Bertentangan dengan Salah Satu Waktu Terlarang Mengerjakan Shalat, yaitu Ketika “Pas / Tepat” Matahari terbit. Wallahu a’lam bish-shawab.





Apakah Shalat Isyraq Termasuk Shalat Dhuha ataukah Shalat Sunnah tersendiri?





Jawab: Sebagian Ulama Mengatakan Bahwa Shalat Isyraq adalah Bagian dr Shalat Dhuha krn dilakukan di awal Waktu Dhuha dan Waktunya Hanya sebentar, tidak spt waktu shalat Dhuha. Jadi, jika dikerjakan di awal waktu Dhuha Maka disebut shalat Isyraq / Syuruq.





Bagaimanakah Cara Melaksanakannya agar mendapatkan KEUTAMAAN seperti Pahala Orang yang Haji dan Umroh?





Jawab: Cara Melaksanakan shalat Isyraq / Syuruq Sama dengan Shalat-shalat Sunnah lain yang dikerjakan Sebanyak 2 Rakaat, dari Mulai takbirotul ihrom Sampe salam, gerakan dan Bacaan nya sama. Perbedaannya hanya pada Niat shalat. Yaitu kita menetapkan Niat di dalam Hati Saja (tanpa diucapkan dngan lisan) Bahwa Kita akan Melaksanakan Shalat Sunnah Isyraq dan mengharapkan Pahala dari ALLAH seperti Disebutkan dlm Hadits Diatas.





Setelah Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid, dia Tidak Pulang ke Rumah atau Tidak tidur-tiduran (Apalagi sampai Ngorok), akan Tetapi dia Berdiam di Masjid utk berdzikir Kepada ALLAH dg Dzikir dan Wirid Syar’i atau Membaca Al-Quran, atau Mendengarkan Taushiyah /Kajian Ba’da Shubuh Hingga Matahari Terbit. Kemudian Sekitar 15 atau 20 Menit Sesudah Matahari terbit, kita Berdiri Melaksanakan Shalat Sunnah Isyraq tsb.





Apakah Orang yang Sakit Sehingga tidak Dapat Pergi Ke Masjid Bisa Mendapat KEUTAMAAN SHALAT Sunnah Isyraq?





Jawab: Jika KEBIASAAN Dia sewaktu Sehat Selalu Mengerjakan Shalat sunnah Isyraq Maka ia Bisa mendapatkan KEUTAMAAN nya.





Hal ini Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:





إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا





Jika Seseorang Sakit atau Bersafar, maka dicatat baginya pahala amalan sebagaimana yang biasa ia kerjakan di saat ia mukim atau ketika ia sehat. (HR. Bukhari III/1092 no. 2834)





Kita memohon Kepada ALLAH Taufiq dan Pertolongan-Nya agar kita dapat Melaksanakan Dengan Giat dan Mudah Setiap Amalan yg dapat Mendatangkan Keridhoan-Nya dan Pahala yg Besar, serta Memasukkan Kita ke dalam Surga-Nya yang Penuh dg Kenikmatan Hakiki & Abadi.





Semoga Bermanfaat


Habib Novel Jufry

No comments

Powered by Blogger.