Tentang Ikhlas, Tambihul Ghafilin Abul Laits As-Samarqandi




Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:






Sesungguhnya
malaikat menaikkan amalan seorang hamba dari hamba-hamba Allah kemudian
malaikat tersebut menganggapnya banyak beramal baik dan memuji-mujinya hingga
mereka sampai kepada apa yang di kehendaki oleh Allah ta'ala dari kerajaanNya,
kemudian Allah mewahyukan kepada mereka:






Sesungguhnya
kalian adalah malaikat penjaga amalan-amalan hambaKu dan Aku mengawasi terhadap
apa yang ada di dalam hatinya, sesungguhnya hambaku ini tidak ikhlas ketika
beramal kepadaKu maka tulislah dia ke dalam neraka sijjin.





Dan
malaikat membawa naik amalan seorang hamba maka mereka menganggap amalannya
sedikit dan menghinanya hingga mereka sampai kepada apa yang dikehendaki oleh
Allah dari kerajaanNya, kemudian Allah mewahyukan kepada mereka:





Sesungguhnya
kalian adalah malaikat penjaga terhadap amalannya hambaKu dan aku mengawasi
terhadap apa yang ada di dalam hatinya, sesungguhnya hambaku ini ikhlas ketika
beramal kepadaKu maka tulislah dia kedalam syurga 'illiyyiin.





قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ
الْمَلَائِكَةَ يَرْفَعُونَ عَمَلَ عَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ
فَيَسْتَكْثِرُونَهُ وَيُزَكُّونَهُ حَتَّى
يَنْتَهُوا بِهِ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ سُلْطَانِهِ فَيُوحِي اللَّهُ
تَعَالَى
إِلَيْهِمْ: أَنَّكُمْ حَفَظَةٌ عَلَى عَمَلِ
عَبْدِي وَأَنَا رَقِيبٌ عَلَى مَا فِي نَفْسِهِ، إِنَّ عَبْدِي هَذَا لَمْ يُخْلِصْ
لِي عَمَلَهُ فَاكْتُبُوهُ فِي سِجِّينٍ،
وَيَصْعَدُونَ بِعَمَلِ عَبْدٍ فَيَسْتَقِلُّونَهُ وَيَحْتَقِرُونَهُ حَتَّى يَنْتَهُوا
بِهِ
إِلَى حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ مِنْ سُلْطَانِهِ،
فَيُوَحِيَ اللَّهُ إِلَيْهِمْ أَنَّكُمْ حَفَظَةٌ عَلَى عَمَلِ عَبْدِي , وَأَنَا
 رَقِيبٌ عَلَى مَا فِي نَفْسِهِ , إِنَّ عَبْدِي هَذَا أَخْلَصَ لِي عَمَلَهُ
فَاكْتُبُوهُ فِي عِلِّيِّينَ
". 





فَفِي هَذَا الْخَبَرِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ قَلِيلَ الْعَمَلِ إِذَا كَانَ
لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى خَيْرٌ مِنَ الْكَثِيرِ لِغَيْرِ وَجْهِ
اللَّهِ تَعَالَى، لِأَنَّ الْقَلِيلَ إِذَا
كَانَ لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُهُ بِفَضْلِهِ كَمَا قَالَ
اللَّهُ
تَعَالَى: {إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا
عَظِيمًا} [النساء: 40
  [



وَأَمَّا الْكَثِيرُ إِذَا لَمْ يَكُنْ
لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى فَلَا ثَوَابَ لَهُ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ





Dalam
hadits ini terdapat dalil bahwa sesungguhnya amalan yang sedikit jika adanya
karena mengharap ridha Allah ta'ala itu lebih baik dari pada amalan yang banyak
tapi tidak mengharap ridha Allah ta'ala, alasannya karena sesungguhnya amalan yang
sedikit jika adanya karena mengharap ridha Allah ta'ala maka sesungguhnya Allah
melipat gandakanya dengan anugrahNya sebagaimana firman Allah:





Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari
sisi-Nya pahala yang besar. (An-Nisa' : 40).





Adapun amalan yang banyak jika adanya bukan karena mengharap
ridha Allah ta'ala maka tiada pahala baginya dan tempat kembalinya adalah
neraka jahannam.





وَقِيلَ لِبَعْضِ
الْحُكَمَاءِ: مَنِ الْمُخْلِصُ؟ قَالَ: الْمُخْلِصُ الَّذِي كَتَمَ حَسَنَاتِهِ كَمَا
يَكْتُمُ سَيِّئَاتِهِ





Dan ditanyakan kepada sebagian ulama' ahli hikmah:





"Siapakah orang yang ikhlas itu?"





"Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan
kebaikannya sebagaimana dia menyembunyikan keburukannya."





Namun keadaan ini berlaku untuk hal-hal tersentu, sebab
tidak semua kebaikan bisa disembunyikan.





وَقِيلَ لِبَعْضِهِمْ:
مَا غَايَةُ الْإِخْلَاصِ؟ قَالَ: أَنْ لَا يُحِبَّ مَحْمَدَةَ النَّاسِ
.





Ditanyakan kepada sebagian yang lain:







"Apa puncaknya ikhlas ?"





"Puncaknya ikhlas adalah ketidaksukaan terhadap pujian
manusia."





وَقِيلَ لِذِي النُّونِ الْمِصْرِيِّ: مَتَى يَعْلَمُ الرَّجُلُ أَنَّهُ
مِنْ صَفْوَةِ اللَّهِ تَعَالَى؟ يَعْنِي مِنْ
خَوَاصِّهِ الَّذِينَ اصْطَفَاهُمُ اللَّهُ تَعَالَى، قَالَ: يَعْرِفُ
ذَلِكَ بِأَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ: إِذَا خَلَعَ الرَّاحَةَ،
يَعْنِي تَرَكَ الرَّاحَةَ، وَأَعْطَى مِنَ الْمَوْجُودِ، يَعْنِي يُعْطِي
مِنَ الْقَلِيلِ الَّذِي عِنْدَهُ، وَأَحَبَّ
سُقُوطَ الْمَنْزِلَةِ، وَاسْتَوَتْ عِنْدَهُ الْمَحْمَدَةُ وَالْمَذَمَّةُ





Ditanyakan kepada Al-Fadhil Dzin Nun al-Mishri:





"Kapankah seseorang itu mengetahui bahwa sesungguhnya
dia adalah termasuk sebagian dari pilihan Allah ? maksudnya sebagian dari
orang-orang khusus yang dipilih oleh Allah ta'ala."





Al-Fadhil Dzin Nun menjawab: "Hal itu bisa diketahui
dengan empat perkara:





1. Ketika dia mencabut kesenangan, maksudnya meninggalkan
kesenangan.


2. Memberikan dari yang ada, maksudnya tetap memberikan atau
bersedekah meskipun ia hanya memiliki sedikit.


3. Suka terhadap jatuhnya derajat.


4. Sama baginya antara pujian dan celaan.





Wallahu a'lam.




تنبيه
الغافلين
أبو الليث السمرقندي

No comments

Powered by Blogger.