Ganjaran Anak Durhaka dan Orang Tua Durhaka









Semua dosa di akhirkan oleh Allah azabnya sesuai dengan
kehendak-Nya sampai hari kiamat kecuali dosa durhaka kepada kedua orang tua,
sesungguhnya Allah mensegerakan hukuman orang yang durhaka kepada kedua orang
tua dalam masa hidupnya sebelum datangnya kematian. (HR. Al-Hakim dan
Al-Asbihani).













الحاكم والأصبهاني كُلُّ الذُنُوبِ يُؤَخِّرُ الله مِنْهَا مَا شَاءَ إلى يَوْم القِيَامَةِ إلا عُقُوقُ الوَالِدَيْنِ



فَإِنَّ الله يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِي الحَيَاةِ قَبْلَ المَمَاتِ والخطيب عن علي رضي الله عنه : مَنْ أَحْزَنَ وَالِدَيْهِ فَقَدْ عَقّهُمَا









"Barang siapa membuat sedih kedua orang tuanya maka dia telah durhaka kepada keduanya." ( HRAl Khatib dari Sayyidina Ali radhiyallahu anhu)









وعن وهب بن منبه قال: أوحى الله تعالى إلى موسى عليه السلام يا موسى وقِّر والديك فإن من وقر والديه مددت له في عمره ووهبت له ولداً يبره؛ ومن عق والديه قصرت عمره، ووهبت له ولداً يعقه









Dan dari Wahb bin munabbih berkata :











"Allah memberi wahyu kepada nabi Musa alaihis salam,













'Wahai Musa, hormatilah kedua orang tuamu karena sesungguhnya orang yang menghormati kedua orang tuanya maka akan Ku panjangkan umur-nya dan Ku beri dia seorang anak yang berbuat baik kepadanya, dan barang siapa yang mendurhakai kedua orang tuanya maka Ku pendekkan umurnya dan Ku berikan padanya seorang anak yang mendurhakainya."









وروي أن العوام بن حوشب قال: نزلت مرة حياً وإلى جانب ذلك الحي مقبرة. فلما كان بعد العصر انشقّ منها قبر، فخرج رجل رأسه رأس حمار وجسده جسد إنسان، فنهق ثلاث نهقات، ثم انطبق عليه القبر. فإذا عجوز تغزل شعراً أو صوفاً 









dan diriwayatkan bahwa sesungguhnya Al Awam bin hausyab berkata :











"Suatu kali aku pernah menempati daerah hayy dan di samping daerah tersebut terdapat tempat pemakaman.











ketika waktu setelah ashar terbukalah salah satu kuburan kemudian keluarlah seorang lelaki berkepala keledai dan tubuhnya tubuh manusia, kemudian dia meringkik (mengeluarkan suara keledai) tiga kali , setelah itu kuburan tersebut menutup kembali.











Tiba-tiba aku melihat seorang perempuan tua yang sedang menenun bulu.









فقالت لي: امرأة أخرى: ترك تلك العجوز؟ قلت: ما لها؟ قالت: تلك أم هذا؛ قلت: وما كان قصته؟ قالت: كان يشرب الخمر فإذا راح تقول له أمه يا بنيّ اتقِ الله إلى متى تشرب الخمر؟ فيقول لها إنما أنت تنهقين كما ينهق الحمار. قالت فمات بعد العصر قالت: فهو ينشقّ عنه القبر بعد العصر كل يوم فينهق ثلاث نهقات، ثم ينطبق عليه القبر والعياذ بالله من العقوق 









Kemudian ada perempuan lainnya yang berkata kepadaku,






"Apakah engkau melihat perempuan tua itu ?"




"Iya, siapakah dia ?" tanyaku.




perempuan tersebut menjawab : " dia ibunya orang ini (manusia berkepala keledai yang berada dalam kuburan) "











aku berkata : " bagaimanakah kisahnya ?"




perempuan tersebut berkata : " dulunya dia suka minum arak, ketika dia datang diwaktu sore sang ibu berkata kepadanya, 











"Wahai anakku, takutlah kau kepada Allah, sampai kapan engkau minum arak terus ?"


kemudian sang anak berkata : "Engkau ini hanya meringkik saja sebagai mana keledai yang meringkik "











perempuan tersebut berkata : "Kemudian matilah lelaki tersebut setelah waktu ashar dan dia dibukakan kubur setelah asar setiap harinya maka dia meringkik dengan tiga kali ringkikan kemudian kuburnya menutup kembali."









Semoga Allah menjaga kita dari durhaka kepada kedua orang tua. Aamiin...







Berikutnya Kisah Orang Tua Durhaka Kepada Anaknya









Diceritakan, suatu ketika di zaman kekhalifahan Sayidina Umar bin Khattab ada orang yang datang dan mengadu kepada Beliau tentang anaknya yang durhaka.









Kemudian Sayidina Umar memanggil anak tersebut dan memarahinya karena dia telah durhaka pada ayahnya. Anak tersebut bertanya kepada Sayidina Umar;









“Wahai Amirul Mu’minin, apakah bagi anak ada hak yang harus dipenuhi orang tuanya?”.




“Tentu.” Jawab Sayidina Umar.









Anak itu bertanya lagi; “Apa hak tersebut wahai Amirul Mu’minin?”.









Sayidina Umar menjawab; “Menjaga (menafkahi) dan mendidik ibu si Anak, memberi nama yang baik kepada sang anak, mengajarkan Al Qur’an kepadanya.”









Anak itu kemudian berkata; “Wahai Amirul Mu’minin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satupun dari semua hal itu. Adapun ibuku dia adalah seorang Majusi. Dan ayahku menamaiku dengan nama yang buruk, dan dia tidak pernah mengajarkan Al Qur’an kepadaku satu huruf pun.”





Lalu Sayidina Umar menoleh kepada ayah anak itu, dan berkata ; “Engkau datang kemari karena mengeluhkan anakmu yang durhaka, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Dan engkau berbuat jahat kepadanya sebelum dia berbuat jahat kepadamu.”









Makna mengajarkan Al-Quran tidak hanya sebatas bisa membaca Alquran saja, namun juga mencakup segala ilmu yang wajib (fardhu) diketahui, yakni ilmu yang dimasa sekarang disebut dengan ilmu Fiqh, Tauhid, dan Akhlak atau Tasawuf. Karena dengan ilmu tersebut seseorang mampu mentaati perintah dan larangan Allah dalam Alquran dan Sunnah Rasul-Nya.







Kegunaan ilmu Fiqih agar dapat beribadah secara sah atau semestinya, karena dengan ilmu Fiqih, seseorang akan mengetahui  syarat sah, syarat wajib, rukun ibadah, segala yang membatalkan ibadah serta tatacara yang benar dalam menjalankan ibadah tersebut. 









Ilmu Tauhid agar seseorang dapat mengenal Allah melalui sifat-sifat-NYA, dan terhindar dari keyakinan-keyakinan yang dapat menciderai aqidah atau  menghilangkan keimanan ataupun terhindar dari kemurtadan. 









Ilmu akhlak atau tasawuf agar terpelihara hati dan sikap dari sifat-sifat tercela yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya.   









Hal-hal tersebut seringkali ditinggalkan dan dilupakan sehingga segala amalan yang dikerjakan dikhawatirkan menjadi sia-sia dan tidak diterima Allah. Karena amalan tanpa ilmu merupakan kesia-siaan. Sejatinya kita mesti mendahulukan ilmu Syari'at karena lebih bermanfaat di dunia dan akhirat. Namun adakalanya kita memerlukan ilmu duniawi sebatas penunjang untuk memperoleh kebutuhan dunia yang apabila diniati untuk urusan akhirat juga akan diberi ganjaran pahala oleh Allah.









Jadilah orang tua yang baik, jangan sampai kita mendurhakai anak-anak kita.





Irsyadul 'Ibad ila Sabilir Risyad, Asy-Syaikh Zainuddin Al-Malibari





Wallahu a'lam





No comments

Powered by Blogger.