Sejarah Berdarah Kaum Khawarij dan Wahabi
Masuk bulan Ramadhan, malam Jumat, malam ketujuh belas.
“Malam ini adalah malam untuk menunaikan janjiku terhadap para sahabatku,” kata Ibnu Muljam.
Untuk melancarkan aksi terornya, Ibnu Muljam ditemani oleh dua orang, yaitu Wardan dan Syabib bin Bajarah al-Asyja’i al-Haruri. Seraya membawa pedang, ketiganya bersiaga. Mereka mengambil posisi menghadap pintu rumah tempat sayidina Ali bin Abi Thalib keluar.
Saat yang dinanti tiba. Sayidina Ali keluar dari pintu rumah itu. Sontak, serangan bertubi-tubi menghantam tubuhnya. Pedang yang berada di tangan Syabib berkelebat, mengenai bagian leher Ali bin Abi Thalib.
Selang tak berapa lama, giliran pedang Ibnu Muljam menebas bagian samping atas kepala.
Darah pun bersimbah, mengucur membasahi janggut Ali. Saat melayangkan pedangnya, Ibnu Muljam berucap, “La hukma illa lillah (tiada hukum kecuali milik Allah). Tidak ada bagimu Ali, tidak ada pula bagi para sahabatmu.”
Sejarah telah ditulis dengan darah. Tak akan lekang dalam ingatan kaum muslimin atas tindakan barbar kaum teroris Khawarij. Mereka telah berani menumpahkan darah para sahabat mulia.
Mereka telah lancang sebagaimana pendahulunya yang bersikap lancang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dzul Kuwaishirah mengucapkan, “Berbuat adillah, wahai Rasulullah!” Saat itu, Rasulullah dan membagi sesuatu kepada para sahabat.
Inilah karakter kaum Khawarij yg sekarang ini merasuk di dalam jiwa & kalbu pengikut sekte wahabi salafy... merasa paling benar dan melawan penguasa atau mencelanya.
Apabila kita mencermati keadaan orang-orang Khawarij terdahulu, ternyata mereka adalah orang-orang yang tampak rajin beribadah dan itu sama dg gerombolan wahabi salafy.
Namun, kerajinan ibadah yang mereka lakukan tidak diiringi oleh pemahaman yang benar mengenai ibadah. Landasan ibadah kaum Khawarij hanyalah al-khauf, rasa takut. Ibadah yang mereka tunaikan tidak diiringi dengan raja’ (mengharap) dan mahabbah (cinta).
Secara lahir mereka (khawarij & wahabi skrg) tergambar betapa mereka adalah kaum yang tekun beribadah. TETAPI sesungguhnya Kemuliaan Islam akan dihancurkan.
Ajaran Islam yang penuh rahmah akan dicemari sehingga wajah Islam coreng-moreng. Islam diidentikkan dengan teror.
Kaum muslimin yang dengan ikhlas dan benar-benar mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam secara lahir tampak mirip, disamakan dengan kaum barbar yang tak beradab.
Bisa jadi, amaliah secara lahir tampak sama, atribut yang dikenakan juga persis. Akan tetapi, keyakinan yang mendasari sikap dan perbuatan tidak bisa disamakan.
Gerombolan Sekte Wahabi di masa sekarang mengusung nama sebagai pejuang dan pembela Islam serta penegak sunah Nabi.. namun pada kenyataannya tidak demikian.
Itu hanya pengakuan sendiri secara sepihak. Sebab, tindakan mereka di tengah-tengah umat Islam menampakkan wajah aslinya.
Apa yang selama ini mereka perbuat mencerminkan keyakinan yang batil. Klaim sebagai mujahid (pejuang) dan pembela Islam juga penegak sunah tak pantas disematkan kepada mereka.
Sebab, pada kenyataannya perjuangan dan amaliah mereka di atas kebatilan. Jubah, sorban , jenggot yg seolah olah 'nyunah' boleh sama.
Tetapi, keyakinan yang tersimpan di hati tidak bisa disamakan. Itu semua akan tampak dari ucapan, perilaku, dan amaliah lainnya.
Pemahaman yang mereka usung akan tampak dari perbuatannya yang tak terbimbing dr para mursyid,guru yg sanadnya tembus lurus sampai ke sayidina Muhammad saw.
Tindakan-tindakan anarkis , mengkafirkan dan syirikan sesama muslim yang mereka lakukan bukan cerminan dari ajaran Islam nan luhur.
Kemudian cermati buku-buku atau kitab-kitab yang dikaji, dibaca dan dijadikan rujukan dalam bersikap, bertindak, beramal, dan berucap. Manakala buku atau kitab yang dijadikan pegangan mengajarkan kebencian kpd sesama muslim .
Di antara buku atau kitab yang berbahaya yg mereka jadikan rujukan adalah tulisan para tokoh mereka seperti Syeh Albani, Ibnu Baz, Uthaimin dll serta buku-buku yang diterbitkan oleh jaringan mereka (wahabi) seperti karangan Ust. yazid jawas, firanda dll.
Mereka meneriakkan diri sebagai mujahid yang hendak menegakkan syariat Islam dan juga sunah Nabi , sementara syiar keislaman tampakkan pada diri mereka.
Tampak betapa kacau prinsip yang ada di dada mereka. Jelas, mereka bukan mujahidin sejati atau ahli sunah bukan pula pejuang umat yang berada di atas landasan keislaman.
Lebih tepat dikatakan mereka adalah teroris, pembuat tindakan anarkis dan kekacauan di tengah-tengah umat dan ingin memecah belah islam.
Pantas apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut mereka anjing-anjing neraka.
كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، هَؤُلَاءِ شَرُّ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ، وَخَيْرُ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ الَّذِينَ قَتَلَهُمْ هَؤُلَاءِ
“Anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka. Mereka ini (kaum Khawarij Azariqah) sejelek jelek orang yang di bunuh di bawah kolong langit. Dan sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit adalah orang-orang yang dibunuh oleh mereka.”
Kesamaan Khawarij dahulu dan gerombolan wahabi sekarang adalah mengafirkan kaum muslimin dan atau pemerintah & orang-orang yang mendukungnya, melakukan pemberontakan terhadap pemerintah kaum muslimin, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, serta membolehkan membunuh anak-anak muslimin.
Inilah ideologi mereka. Ideologi mereka telah diwujudkan dalam berbagai aksi “berbau darah” di sepanjang perjalanan sejarah. Tindakan-tindakan mereka senantiasa dihiasi onar, kacau, dan kerusakan di muka bumi.
Para sahabat pun dibunuh, ditumpahkan darahnya.
Mereka jahil, tak berilmu, tak paham fikih dan syariat Islam lantaran mereka berseberangan dengan para ulama .
Di tengah-tengah mereka tidak ada ulama. Mereka hanya memiliki semangat ibadah dan beramal, tetapi ditegakkan dengan emosi dan kebodohan. Tidak di atas landasan ilmu yang benar. Itulah Khawari dan skrg ini wahabi salafy.
Strategi lain yang mereka kembangkan adalah selalu melansir kata kunci “salaf” atau “ahlus sunnah” ke hadapan umat.
Sedang Di sisi lain, mereka menghantam habis- habisan kaum muslimin yang mereka bahasakan sebagai ahli bidah (pdhal yg mereka tuding itu mayoritas).
Tak sedikit buku-buku yang mereka terbitkan menyerang masyarakat yang benar-benar ingin beribadah dg vonis sesat bidah dll..
Kita harus waspada ..karena dari masa ke masa, paham Khawarij terus menggelinding. Kaum muslimin hendaknya mewaspadai gerakan mereka.
Keyakinan batil yang ada pada mereka akan terus ditularkan ke tubuh umat Islam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ، يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَأُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
“Pada akhir zaman akan keluar satu kaum yang muda belia usianya, pendek akalnya. Mereka mengatakansebaik-baik ucapan manusia. Mereka membaca al-Qur’an, tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka lepas (melesat keluar) dari agama seperti melesatnya anak panah dari (tubuh) buruannya.”
( HR. al-Bukhari no. 3611 dan Muslim no. 1066)
Mereka rajin membaca al-Qur’an, tetapi tidak bisa memahami dengan benar ayat-ayat yang mereka baca.
Akibatnya, apa yang mereka baca tak bisa menembus hati. Secara bertahap mereka tergiring untuk keluar dari ketentuan ketentuan Islam.
Mereka terjatuh pada kesesatan dalam keadaan merasa yakin di atas kebenaran, yakin kalau sedang memperjuangkan Islam , sunah dll.
Itulah kekeliruan mereka !!!
Sebab, sesungguhnya akal mereka tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Menyikapi keadaan ini, hendaklah seorang muslim dlm belajar mengacu pada para Ulama yg shaleh kredibel (kyai, habib) atau ke pesantren mu’tabar terdekat..
Semoga bermanfaat
Komentar